Pemeriksaan Klinis Strain Gastrocnemius

pemeriksaan kelengkungan tulang, kurva tulang belakang yang diakibatkan oleh hiperlordosis

Sobat secangkir terapi, penyakit karena cedera olahraga dan trauma kecelakaan di jalan dapat menyebabkan terjadinya penguluran berlebih pada tendon gastrocnemius dimana tendon tersebut bisa mengalami cedera robekan yang serius.

Tendon gastrocnemius berfungsi dalam membantu gerakan tungkai dan jari kaki sehingga memerlukan pemeriksaan klinis untuk menegakkan diagnosa robekan tendon betis.


Pemeriksaan Robek Otot Betis

Definisi

Strain Gastrocnemius (Calf Strain) adalah cedera umum yang sering terjadi disebabkan oleh peregangan yang berlebihan pada otot gastrocnemius.


Epidemiologi

  • Kasus strain calf muscle banyak terjadi pada cedera olahraga sebesar 80%, trauma karena jatuh sejumlah 10%, kecelakaan di jalan raya sebesar 8%, dan kasus lain-lain sebesar 2%. 
  • Prevalensi umur semua umur bisa terkena kasus penyakit ini dengan kecenderungan pada kasus bayi relatif kecil.
  • Prevalensi kasus laki-laki dan perempuan pada penyakit ini adalah hampir sama
  • Disebabkan karena penguluran berlebihan pada tendon gastrocnemius
  • Tingkat strain dibagi menjadi 3 yaitu strain tingkat 1 peregangan hebat, strain tingkat 2 peregangan sedang, strain tingkat 3 ringan

Anamnesa

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada betis kanan, kesulitan dalam berjalan, jalan menjadi pincang dan bertumpu pada satu sisi yang sehat.

Terdapat memar dan bengkak di betis dan terdapat tahanan saat jalan pada kaki yang mengalami cedera, dirasakan sejak 2 hari yang lalu.

Sebelumnya penderita bermain futsal dengan teman sekelasnya dan terjadi trauma pada saat dribbling bola di lapangan futsal dan jatuh dengan posisi tertarik pada otot betis kanan dan setelah kejadian itu penderita tidak dapat melanjutkan permainan futsal.

Umur penderita 17 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan pelajar di Sekolah menengah atas di kota Malang, hobi bermain futsal.


Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi

  • Jalan pincang pada betis kaki kanan
  • Saat jalan normal pasien mengerang kesakitan menahan rasa sakit

2. Palpasi

  • Suhu lokal pada daerah betis kanan agak panas
  • Nyeri tekan pada otot betis kanan
  • Nyeri dan kram saat betis diregangkan

3. Gerak aktif

  • Terdapat nyeri saat berjalan
  • Terdapat sakit jika posisi mulai melangkahkan tungkai kanan

4. Gerak pasif

  • Nyeri saat ekstensi dan fleksi kaki dan jari kaki sakit
  • Gerakan fleksi kaki dan jari kaki sakit

Pemeriksaan Khusus

1. Tes ROM

  • Keterbatasan gerak fleksi tungkai kanan karena spasme otot betis
  • Ada nyeri di jari kaki kanan saat provokasi gerakan aktif ROM

2. Skala Nyeri dengan VAS (Visual Analog Scala)

  • Skala 8 untuk VAS pada betis kanan
  • Nyeri saat melangkahkan kaki dan salah posisi dalam duduk jongkok

Pemeriksaan Penunjang

1. Rontgen

  • Terdapat bercak abu-abu karena adanya inflamasi di betis
  • Gambaran tulang betis kanan normal

2. MRI

  • Terdapat robekan otot betis dengan gambaran kontras pada otot tersebut
  • Luas permukaan robekan tidak terlalu luas


Diagnosa

Struktur Tubuh dan Fungsi

  • Terdapat kelemahan pada otot gastocnemius
  • Body function and structure impairment
  • Muscle imbalance
  • Terdapat Oedema

Keterbatasan Aktivitas Keseharian (ADL)

  1. Spasme otot betis
  2. Keterbatasan gerak fleksi betis
  3. Keterbatasan dalam melakukan pekerjaan berjalan
  4. Nyeri sewaktu posisi dari duduk ke berdiri
  5. Jalan mengalami hambatan dalam menapakkan kaki yang sehat agar tidak timbul nyeri

Partisipasi Restriksi

  • Penderita absen tidak masuk sekolah karena nyeri di betis 
  • Hobi bermain futsal dihentikan karena nyeri tidak dapat berjalan dan berlari
  • Ibadah mengalami hambatan

Diagnosa Berdasarkan ICF

Gangguan saat berjalan karena adanya nyeri dan oedema akibat strain pada otot gastrocnemius.


Rencana Penatalaksanaan Terapi

Tujuan Terapi

  1. Memperbaiki postur dan pola jalan
  2. Mengurangi nyeri pada otot betis
  3. Mengembalikan kekuatan otot betis

Prinsip Terapi

  • Menjaga pola gerak dan jalan normal
  • Menghilangkan rasa sakit dengan obat NSAID
  • Meningkatkan fleksibilitas otot-otot tungkai dan kaki

Edukasi

  • Mengajarkan penderita untuk belajar berjalan dengan normal
  • Memberikan wawasan untuk menjaga postur agar tidak terjadi gejala sekunder yaitu kontraktur otot tungkai dan spasme otot panggul dan punggung bawah
  • Saran untuk menggunakan kinesio taping dalam menjaga fleksibilitas otot dan jaringan vaskular betis
  • Rekomendasi untuk operasi penyambungan otot apabila area permukaan otot yang robek luas

Kriteria Rujukan

  • Dokter Ortopedi
  • Dokter Umum
  • Fisioterapi


Prognosis

Prognosis tergantung dari level strain atau tingkat robek otot gastrocnemius dimana jika level strain sedang sampai ringan tidak perlu dilakukan operasi penyambungan otot.

Apabila strain luas, maka memerlukan operasi tendon betis dan dengan waktu 6-12 bulan dalam pemulihan kondisi cedera.

Jika level cedera hanya ringan dan sedang memerlukan pemulihan tanpa operasi pada tendon betis dengan waktu 2-8 minggu.

Prognosis akan memburuk apabila olahraga yang membebani betis masih dilakukan seperti peregangan yang berlebih pada tungkai bawah.


Kode Penyakit Gastrocnemius

  • Kode ICD: S86.8
  • Kode ICF: b7s7
DONASI LEWAT PAYPAL Mohon bantu berikan donasi apabila artikel ini memberikan manfaat. Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1



Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel