Pemeriksaan Klinis Pneumonia

pemeriksaan batuk, demam, meriang, lemah, lesu paada anak

Sobat secangkir terapi, penyakit pneumonia merupakan pembunuh utama pada kasus anak di bawah usia 5 tahun di dunia ini.

Gejala penyakit itu lebih banyak daripada penyakit AIDS, Malaria, Campak, sehingga memerlukan pemeriksaan klinis untuk menegakkan diagnosa penyakit itu.

Pemeriksaan Pneumonia

Definisi

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveolus.

Arti lain Pneumonia yaitu:

Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli.


Epidemiologi

Menurut riset dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia  (Kemenkes RI) pada tahun 2009 terdapat kasus pneumonia pada anak di bawah umur 5 tahun yaitu 1 dari 5 bayi yang menderita pneumonia meninggal dunia.

Prevalensi ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) terdapat 25,5% dimana angka kesakitan (morbiditas) untuk anak pneumonia pada bayi 2,2%, Balita 3%.

Untuk angka kematian bayi (mortalitas) karena kasus pneumonia adalah Bayi adalah 23,8% dan Balita 15,5%.

Menurut WHO (World Health Organization) angka  kematian bayi (mortalitas) dari 9.000.000 kematian bayi 2.000.000 adalah diakibatkan oleh penyakit pneumonia.


Anamnesa

Pasien datang dengan keluhan batuk selama 15 hari tidak sembuh disertai gejala demam, batuk berdahak dengan warna sputum berwarna hijau kental.

Pasien berumur 9 bulan dengan jenis kelamin perempuan mulai merasakan batuk saat kondisi pemukiman tempat tinggal penderita terdapat pembakaran sampah yang setiap hari polusi dari asap pembakaran sampah itu mengganggu ruang pernapasan keluarga penderita.

Kondisi fisik penderita lemah dan mudah lelah dengan napas ngos-ngosan saat menghirup udara sekitar.


Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Pemeriksaan Fisik

1. Vital Sign:
  • HR: 80X/menit
  • RR: 34 X/menit
  • BP: 100/65 mmHg
2. Inspeksi
  • Nafas menggunakan mulut
  • Frekuensi pergerakan thorax cepat
  • Bernapas menggunakan otot bantu pernapasan saat inspirasi
3. Palpasi
  • Terasa panas badan penderita
  • Suhu badan dengan temperatur 39 derajat celcius

Pemeriksaan Penunjang

  • Rontgen: hasil gambaran dari foto rontgen terdapat bercak abu-abu
  • Spirometri: nilai dari air way breath dibawah skala normal


Diagnosa

Struktur Tubuh dan Fungsi

  • Terjadi ekspansi thorax yang dipaksa
  • Frekuensi napas menjadi cepat

Keterbatasan Aktivitas Keseharian (ADL)

  • Penderita menjadi lemas dan lemah karena keluhan itu
  • Napas menjadi berat sehingga mengganggu tidur

Diagnosa Berdasarkan ICF

Terdapat gangguan ekspansi thorax, minim aktivitas pergerakan karena lemas dalam bernapas atau menarik dan menghembuskan udara bebas di sekitar penderita.


Rencana Penatalaksanaan Terapi

Tujuan Terapi

  • Mencegah penumpukan sputum
  • Melancarkan napas
  • Latihan otot penguatan pernapasan

Prinsip Terapi

  • Memulihkan kondisi napas penderita seperti asal
  • Memberikan support untuk keluarga penderita agar dilakukan perawatan intensif pada anak
  • Pemberian terapi dengan aroma terapi
  • Terapi uap dengan nebulizer

Kriteria Rujukan

  • Dokter Umum
  • Dokter Spesialis Anak

Edukasi

  • Memberikan informasi kepada keluarga untuk melakukan deep inspirasi breathing exercise
  • Latihan mika-miki di bed atau latihan miring kanan dan kiri untuk proper positioning yang benar.
  • Aroma terapi untuk mendukung latihan napas penderita


Prognosis

Penderita cepat dalam kesembuhan apabila menjalankan terapi dan dibantu obat, kesembuhan mendekati 100% pulih dengan sehat.

Keluhan akan memburuk apabila tidak dirujuk ke rumah sakit tepatnya pada poli anak dan dilakukan perawatan intensif dimana gejala pneumonia ini memang tergolong penyakit yang berbahaya jika dibiarkan tanpa upaya pengobatan.


Kode Penyakit Pneumonia

  • Kode ICD:  J45
  • Kode ICF: b4s4
DONASI LEWAT PAYPAL Mohon bantu berikan donasi apabila artikel ini memberikan manfaat. Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1



Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel