Pemeriksaan Klinis Asma
Sobat secangkir terapi, penyakit asma banyak dikeluhkan oleh seseorang dengan gejala sesak dan suara bunyi yang khas atau disebut bunyi bengek atau mengi.
Kondisi asma membuat penderita mengalami kesulitan dalam napas dan postur tubuh orang asma kebanyakan menjadi kurus dengan ciri khas tulang scapula terputar ke dalam atau retraksi, sehingga memerlukan pemeriksaan klinis untuk menegakkan diagnosa asma.
Pemeriksaan Asma
Definisi
Menurut GINA (Global Initiative for Asthma:2015).
Asma adalah penyakit kronis yang umum dan berpotensi serius yang menjadi beban substansial pada pasien, keluarga penderita dan masyarakat.
Epidemiologi
Menurut data WHO (World Health Organization), asma saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dimana terdapat lebih dari 235 juta penderita.
Menurut data dari kesehatan di negara Kanada sekitar 8,5% dari populasi penduduk dengan umur diatas 12 tahun telah didiagnosis memiliki penderita asma.
Untuk kasus anak-anak atau dibawah umur 12 tahun kasus penyakit asma di negara Kanada sekitar 13% .
Menurut data Studi Kasus Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai provinsi di Indonesia kasus asma menduduki urutan ke-5 dari penyebab kesakitan.
Pada tahun 1992 menurut SKRT penyakit asma, bronkitis kronik dan emfisema penyebab dari kematian sebesar 5,6%.
Pada tahun 1995 menurut SKRT, dilaporkan prevalensi asma di Indonesia sebesar 13 dari 1.000 penduduk (Persatuan Dokter Paru Indonesia,2006).
Menurut penelitian RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) prevalensi asma di Indonesia adalah sekitar 4%.
Penelitian yang dilakukan oleh Sastrawan, dkk (2008) Prevalensi asma bronkial sebesar 5-15% .
Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan sesak napas dan bunyi mengi saat aktivitas berat dan kondisi lingkungan menjadi dingin.
Umur pasien adalah 23 tahun perempuan dengan gejala sesak saat menjelang pagi hari, terkadang bunyi mengi hilang timbul dan terkadang juga sembuh dan sesak jika merasa kedinginan.
Pekerjaan masih kuliah di Universitas Terbuka di Jakarta.
Riwayat penyakit keluarga, nenek dari gadis itu menderita asma bronkial.
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi: retraksi dari scapula saat posisi penderita berdiri tegak
- Palpasi: napas cepat dan dangkal dengan respirasi rate (RR) menunjukan hasil 28x/menit
- Auskultasi: ada bunyi wheezing dengan auskultasi di dada pasien
- Pemeriksaan ekspansi Thorax: ada selisih 2 cm saat dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjang
- Rontgen: pemeriksaan ini hanya menunjang tapi bukan untuk mendiagnosa, kecuali ada keluhan penyakit PPOK
- Pemeriksaan spirometri: peak flow metri di bawah rata-rata orang normal
Diagnosa
Struktur tubuh dan fungsi
- Adanya inflamasi kronik pada saluran pernapsaan
- Tidak dapat bernapas dengan lancar
Partisipasi restriksi
- Terganggu aktivitas kuliah
- Ekstrakulikuler dan UKM di kampus mengalami hambatan
Diagnosa Berdasarkan ICF
Adanya inflamasi kronik pada saluran pernapasan sehingga tidak dapat bernapas dengan lancar dan mengganggu aktivitas keseharian dan belajar di kampus.
Rencana Penatalaksanaan Terapi
Tujuan
- Melancarkan jalan napas
- Menghilangkan keluhan mengi
Prinsip Terapi
- Mengurangi sesak napas
- Latihan breathing exercise
Edukasi
- Latihan pursed lip breathing dengan latihan membuang nafas panjang dengan bibir mecucu
- Mengajarkan penderita untuk menghindari udara dingin atau angin
- Memberikan arahan untuk tidak terlalu kecapekan dan keletihan dalam melakukan ektrakulikuler dan UKM di kampus
Kriteria rujukan
- Dokter umum
- Perawat
- Fisioterapi
Prognosis
Keluhan akan memburuk jika penderita mengabaikan kontra indikasi dari penyakit asma seperti kecapekan dalam aktivitas UKM, kedinginan dan daya tahan tubuh sedang tidak fit.
Prognosis membaik jika penderita bisa melakukan manajemen serangan asma dan melakukan pengobatan segera dan istirahat yang cukup.
Sarana dan Prasarana
- Nebulizer
- Inhaler
Kode penyakit Asma
- Kode ICD: J45
- Kode ICF:b4s4
DONASI LEWAT PAYPAL
Mohon bantu berikan donasi apabila artikel ini memberikan manfaat. Terimakasih.