Pemeriksaan Congenital Hip Dislocation

pemeriksaan dislokasi pada tulang paha

Sobat secangkir terapi, penderita yang mengalami pergeseran pada tulang pinggul mengalami nyeri dan sakit sepanjang hari.

Letak tulang pinggul mengalami perubahan letak itu mengakibatkan penderita tidak mampu berjalan dan berdiri dengan normal sehingga memerlukan pemeriksaan klinis sebagai berikut.

Pemeriksaan Klinis Conginetal Hip Dislocation

Definisi

CHD (Congenital Dislocation Of The Hip) adalah Kelainan bawaan yang terjadi dimana terjadi dislokasi pada panggul karena acetabulum dan caput femur tidak berada pada tempat asalnya.

CHD dalam istilah lain adalah DHD (Development Displacement Of The Hip).


Epidemiologi

  • Insiden kasus CHD adalah 1 dari 1.000 kelahiran dimana kasus ini banyak diderita oleh perempuan daripada laki-laki.
  • Prevalensi penyakit CHD perempuan dan laki-laki adalah 8:1
  • Riwayat keluarga penderita positif menderita dengan riwayat kelahiran sungsang
  • Faktor menggendong bayi yang salah pada umumnya merupakan faktor utama yang menyebabkan posisi pinggul dan tulang paha pada bayi bergeser ke posisi ekstensi dan posisi adduksi.

Menurut penelitian Barlow ditemukan beberapa  kasus bahwa lebih dari 60% instabilitas panggul menjadi stabil dalam satu minggu, 88% menjadi stabil pada usia bayi 2 bulan dan 12% instabilitas menetap.

Anamnesa

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada pinggul dan paha, usia penderita 2,5 tahun, berjenis kelamin perempuan, tidak ada riwayat trauma sewaktu masih bayi, ada kelainan berjalan dan pincang.

Sewaktu kelahiran dengan riwayat lahir sungsang, kelainan bentuk pinggul dan paha menjadi nyata saat penderita melakukan gerakan ekstensi dan gerakan adduksi paha.


Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Palpasi dan Inspeksi

  • Kelainan berjalan dan tidak seimbang seperti pincang
  • Bayi mengalami keterlambatan perkembangan
  • Kaki sedikit pasif
  • Bentuk tungkai pendek sebelah
  • Lipatan paha kanan dan kiri berbeda
  • Saat melakukan gerakan merangkak terjadi kaki diseret untuk bergerak
  • Bayi sering digendong oleh ibunya
  • Kelahiran sungsang

Pemeriksaan Fisik

1. Tes Barlow

Terjadi bunyi "klik" saat kaput femur dilakukan tes dengan cara dilakukan penarikan pada kaput femur dan acetabulum dimana ibu jari pemeriksa diletakkan pada lipatan paha bayi itu dan tungkai yang lain dilakukan tes dengan cara digerakan ke arah adduksi.

Dalam pemeriksaan dengan tes barlow ini penderita positif terjadi pengeluaran kaput femur dari mangkok tulang acetabulum.

2. Tes Ortolani

Uji dengan tes ortolani dimana penguji melakukan tes dengan cara memasukkan kaput femur dengan gerakan abduksi pada tungkai bayi dengan bunyi "klik" pada trochanter mayor ditekan ke dalam dan terasa caput yang tadi keluar saat tes barlow dilakukan dimana tulang acetabulum mengalami kelonggaran ruangan dengan sudut kurang dari 60 derajat dimana pada bayi yang normal sudut abduksi 65 sampai 80 derajat.

3. Tes Galeazzi

Pemeriksaan dengan tes ini maka penderita harus dilakukan gerakan mendekat pada tungkai kiri dan kanan dimana untuk mengetahui panjang tungkai dan lutut apakah kedua lutut sama panjang atau tidak. 

Dalam pemeriksaan ini menjadi positif apabila panjang tungkai tidak sama.

4. Tes Trendelenberg

Posisi bayi itu dilakukan gerakan berdiri dengan satu kaki bergantian, dimana saat berdiri tungkai yang mengalami kelemahan dalam berdiri akan tampak gerakan menjauh dari midline tubuh dimana otot panggul berusaha keras dalam mempertahankan posisi dari panggul agar tetap berdiri tegak dan hal ini tes menjadi positif jika pada tes ini otot penyangga pinggul dilakukan palpasi terasa kuat berkontraksi dalam menjaga agar tubuh stabil dalam berdiri.

Pemeriksaan Penunjang

1. Rontgen

Ditemukan tulang femur mengalami kemiringan bentuk posisi dimana pada caput femur dan acetabulum tidak terletak pada posisi yang tepat sehingga pergeseran terlihat dari arah proksimal dan ke distal dengan posisi miring.

2. CT Scan

Dalam pemeriksaan dengan CT scan terlihat indikasi displasia dari acetabulum kelihatan nyata dengan posisi dari caput femur yang mengalami dislokasi.


Diagnosa

Keterbatasan gerak

  • Penderita tidak mampu berjalan seimbang
  • Keterbatasan gerak untuk ekstensi dan gerakan abduksi dari paha

Fungsi tubuh

  • Dislokasi dari acetabulum dan caput femur tidak berada pada posisi yang normal
  • Kemampuan dari otot panggul dalam mempertahankan tubuh sangat kuat dan memerlukan kontraksi yang besar sehingga terkadang terjadi myospasme sebagai keluhan dari penyakit sekunder CHD

Partisipasi Restriksi

  1. Adanya gangguan dalam berjalan normal
  2. Hambatan bermain pada penderita CHD dengan teman sebaya

Diagnosa ICF

Kehilangan keseimbangan saat berjalan normal akibat dislokasi acetabulum dari caput femur sehingga terdapat gangguan sewaktu bermain dan berjalan


Rencana Penatalaksanaan Terapi

Tujuan

  1. Penderita dapat berjalan dengan normal
  2. Menghilangkan keluhan dan hambatan dalam bermain dengan teman sebaya

Prinsip Terapi

Mengembalikan posisi panggul yang mengalami dislokasi ke posisi normal dan mempertahankan posisi caput femur terjaga normal sehingga komponen panggul menjadi stabil dan normal dalam menopang berat tubuh terutama pada otot panggul yang mengalami kelemahan karena bekerja keras dalam mempertahankan posisi agar penderita seimbang dalam berjalan dan berlari.

Edukasi

  • Mengajarkan penderita untuk menggunakan cara yang benar dalam gerakan abduksi dan internal rotasi yang terlalu dipaksa
  • Memberikan pemahaman kepada keluarga penderita dengan gerakan kontra indikasi dalam melakukan gerakan yang membebani caput femur dan acetabulum agar tidak terjadi cedera berulang
  • Memberikan wawasan kepada keluarga penderita agar penderita menggunakan gerakan stabil sewaktu berjalan dan berlari dengan gerakan fleksi dan sedikit gerak dari abduksi tungkai atau disebut dengan gerakan hip spica cast.

Kriteria rujukan

  1. Dokter Ortopedi
  2. Fisioterapi

Prognosis

Keluhan akan memburuk apabila ada peradangan pada caput femur dan acetabulum, sehingga peran dokter ortopedi dalam mengganti atau operasi pembedahan dan penggantian caput femur dapat mengurangi cedera berlanjut dengan prognosis 97% kembali pulih.

Pemrograman fisioterapi pada tungkai dan caput femur mampu memberikan kesembuhan apabila tidak ada peradangan di dalam sendi paha dimana caput femur dan acetabulum dilakukan fiksasi dan exercise pada panggul serta penggunaan alat bantu berjalan dengan sepatu khusus pada penderita CHD mampu memberikan kesembuhan berjalan hingga 95%.

    Sarana dan Prasarana

    Sarana

    • Penggunaan traksi
    • Alat operasi bedah tulang
    • Matras
    • Alat bantu jalan
    • IRR
    • Short Wave Diathermy (MWD)

    Prasarana

    • Ruang bedah dokter spesialis ortopedi
    • Ruangan Fisioterapi

    Kode penyakit COnginetal Hip Dislocation

    • Kode ICD-10: Q65
    • Kode ICF: -

    DONASI LEWAT PAYPAL Mohon bantu berikan donasi apabila artikel ini memberikan manfaat. Terimakasih.

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1



    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel