50 Kasus Penyakit dan Symptome Yang Dapat Ditangani Oleh Fisioterapi

pekerjaan dan profesi fisioterapi dalam menangani kasus penyakit


Kasus Terbesar Fisioterapi

Sobat secangkir terapi, kami buatkan daftar 50 kasus dan penyakit yang dapat di handle oleh profesi Fisioterapi, antara lain:

1. Stroke
Gejala kelumpuhan separuh badan yang menyerang salah satu sisi tubuh atau dikenal dengan nama hemiparese. Stroke dapat menyebabkan penderita lumpuh karena penyumbatan darah di otak atau dikenal dengan stroke infark dan pendarahan didalam otak atau disebut dengan stroke bleeding.

2. Spasmofilia Syndrome
Gejala mirip seperti vertigo namun terdapat kekakuan di bahu, leher dan kepala karena disebabkan oleh kekurangan zat kalium di dalam tubuh.

3. Vertigo
Gejala kepala berputar disebabkan oleh penekanan saraf cranialis yang terdapat di otak, ditandai dengan pandangan berputar, nyeri kepala hebat dan terkadang pasien bisa pingsan.

4. Migrain
Gejala nyeri kepala sebelah yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intracranial di otak, ditandai dengan rasa tertusuk - tusuk di kepala sebelah dan hilang timbul sesuai aktivitas yang dikerjakan.

5.  Bell' s palsy
Gejala miring pada syaraf di wajah disebabkan oleh kelemahan nervus facialis pada salah satu sisi wajah, sehingga otot yang kuat menekan otot yang lemah pada wajah dan terjadilah asimetris facialis muscle.

6.  Frozen Shoulder
Gejala nyeri pada bahu disebabkan oleh membekunya persendian pada salah satu Acromion Clavicular Joint (ACJ) sehingga mengganggu gerakan sendi bahu dan pasien merasa nyeri dan terbatas ROM dalam bahu.

7. Osteoartritis (OA Knee)
Gejala pengapuran dan terjadi degradasi permukaan sendi pada tulang tibialis dan tulang femur disebabkan oleh faktor mekanik dan faktor usia. Kebanyakan Usia 40 + yang menderita pengapuran sendi lutut dengan gejala nyeri waktu berdiri dan berjalan.

8. Ischialgia
Gejala rasa kesetrum dan menjalar dari bokong ke sepanjang atau menuju tungkai dengan gejala nyeri hebat disebabkan oleh penjepitan saraf ischiadikus sehingga pasien mengalami sakit sewaktu duduk dan berubah posisi ke berdiri dan berjalan.

9. Low Back Pain
Gejala nyeri pada pinggang disebabkan karena otot - otot quadratus lumbrorum mengalami ketegangan sehingga pasien mengeluh nyeri di pinggang bawah.

10. HNP (Hernia Nucleus Pulposus)
Gejala yang mirip dengan low back pain, namun ditemukan herniaisasi pada tulang diskus pada vertebra dan menipisnya bantalan sendi yang berbentuk seperti gel mengakibatkan pasien susah berjalan dan nyeri hebat saat bersin, batuk, menguap, sendawa.

11. CTS (Carpal Tunel Syndrome)
Gejala pembengkakan atau peradangan pada terowongan carpal tangan disebabkan oleh faktor mekanik maupun faktor trauma yang menyebabkan pasien kesulitan dalam menggenggam.

13. De Qurvein Syndrome
Gejala peradangan pada jari jempol ditandai dengan hiper ekstensi tendon jempol yang menyebabkan pasien kesulitan dan sakit saat mencengkram, memegang benda dengan jari jempol.

14. CRS (Cervical Root Syndrome)
Gejala penjepitan saraf di leher dimana menyebabkan gangguan sensorik dan motorik pada persarafan brachialis sehingga pasien mengalami sakit dan gangguan fungsi lengan, tangan dan jari tangan.

15. Wartenberg Syndrome
Gejala hilangnya rasa (paresthesia) pada wrist dan jari - jari tangan disebabkan oleh tendon pada wrist terjadi penekanan kuat oleh sebab penggunaan borgol pada pasien narapidana, post trauma wrist, dll

16. Whirplass Injury
Gejala cidera pada leher yang berulang - ulang disebabkan oleh trauma mekanik sehingga pasien mengalami gejala mirip CRS dengan kasus kelumpuhan pada lengan dan tangan.

17. Drop Hand
Gejala drop pada wrist atau pergelangan tangan disebabkan oleh tidak berfungsinya saraf radialis pada tangan sehingga pasien tidak mampu untuk melakukan gerakan ekstensi wrist. Kasus ini kebanyakan terjadi pada pasien dimana tidak dapat melakukan putaran gas sepeda motor dengan menggunakan wrist dan gangguan mengangkat gelas.

18. Plantar Fascitis
Gejala drop pada daerah ankle kaki dusebabkan tidak berfungsinya saraf plantaris pada kaki sehingga pasien tidak mampu melakukan gerakan plantar pada kaki. Kasus ini kebanyakan terjadi pada pasien yang mengalami robekan tendon gastrocnemius, bisa juga karena gangguan trauma pada otot plantaris pada ankle, dll

19. Sprain
Gejala robekan pada ligamen disebabkan karena gaya mekanik yang kuat pada area ligamen dimana menimbulkan force hebat dan ligamen menjadi ruptur, contoh: robekan ligamen ACL (Anterior Cruciate Ligamen) pada lutut saat pasien di tackling keras pada permainan bola.

20. Strain
Gejala robekan otot disebabkan karena gaya mekanik yang kuat pada daerah otot sehingga menimbulkan ruptur pada otot, contoh: robekan otot hamstring pada pemain sepakbola karena salah meposisikan kaki saat jatuh.

21. Myalgia
Gejala nyeri pada otot dengan kasus nyeri otot ringan.

22. Myospasme
Gejala nyeri pada otot dengan kasus medium sampai high atau dikenal dengan nyeri otot hebat disertai pengerasan otot.

23. Spastisitas
Gejala meningkatnya tension pada otot disertai ritme gerakan otot yang abnormal dan ditandai dengan kaku pada sendi.

24. Stifness Joint
Gejala Kekakuan pada sendi disebabkan karena perlengketan jaringan lunak di dalam persendian dimana di tandai dengan gejala terbatasnya ROM sendi dan ditandai juga dengan nyeri hebat sewaktu persendian tersebut sudut / arc sendi dibuka lebar. Bisa juga disebabkan karena memendeknya otot pada persendian, contoh : Hamstring thigness mengakibatkan stifness pada sendi paha.

25. Skoliosis
Gejala asimetris pada tubuh bagian atas dengan tulang vertebra atau tulang belakang berbentuk S, tepatnya terjadi pada daerah tulang thorakal, ditandai adanya gibus pada punggung sebelah yang mengalami pergeseran tulang, skoliosis deisebabkan karena kesalahan mekanik tubuh.

26. Lordosis
Gejala asimetris pada tulang lumbal ditandai dengan cekungan kedalam pinggang bawah disebabkan karena kesalahan posisi mekanik tubuh.

27. Hiperlordosis
Gejala hiper pada tulang lumbal dan ditambah membungkuk pada tulang torakhal dan tulang cervical sehingga pasien kelihatan sangkuk saat berjalan, disebabkan karena kesalahan posisi mekanik tunuh.

28. Spondilolisis
Gejala pergeseran tulang vertebra disebabkan karena terjadi penekanan pada tulang diskus sehingga formasi tulang vertebra menjadi bergeser.

29. Spondilolisthesis
Gejala pengapuran, peradangan dan pergeseran tulang disebabkan karena riwayat trauma pada tulang vertebra, sehingga tulang diskus mengalami pergeseran, pengapuran dan peradangan jaringan.

30. Bronkopnemonia
Gejala penumpukan mucus di dalam saluran paru - paru disebabkan oleh secret yang susah untuk dikeluarkan dan mengakibatkan pasien batuk dan susah bernapas.

31. Asma
Gejala yang mirip dengan bronkopnemonia namun terjadi ekspansi thorak kearah deviasi scapula dan mengakibatkan penekanan pada daerah saluran napas dan berkumpulnya secret di saluran napas, gejala ini ditandai pasien berbunyi nyaring yang khas atau dikenal dengan nama mengi.

32. Batuk
Gejala yang disebabkan karena alergi, kuman, penumpukan secret pada saluran napas dan mengeluarkan suara saat terasa gatal pada tenggorokan.

33. Sinusitis
Gejala pembuntuan pada hidung ditandai peradangan pada saluran hidung, rasa gatal dan kemerahan di hidung disebabkan oleh bakteri, ditandai dengan buntu, pilek menahun dan alergi, pasien sinusitis bisa juga terkena meningitis jika tidak diobati dengan benar.

34. Edward Syndrome
Gejala perubahan pada kromosom tubuh atau dikenal dengan trisomi syndrome, ditandai malnutrisi, pasien kurus, harapan hidup bayi rendah.

35. Cereberal Palsy
Gejala gangguan pada tumbuh kembang anak dimana terdapat spastisitas dan gangguan motorik pada pasien, pada awalnya pasien CP terkena step atau panas dan kejang sehingga fungsi motorik pada otot pasien mengalami gangguan.

36. Down Syndrome
Gejala penurunan IQ pasien dan mental retardasi disebabkan karena tidak berkembangnya fungsi otak, ditandai dengan muka universal atau mirip dengan ras mongoloid, walaupun itu anak orang Asia, Amerika, Eropa, Afrika wajahnya mirip satu sama lainnya.

37. Motor Delay
Gejala gangguan tumbuh kembang anak disebabkan oleh lambatnya fungsi motorik untuk bekerja, contoh anak umur 7-8 bulan sudah bisa berdiri namun anak motor delay bisa sampai 3 tahun belum bisa berdiri.

38. Gulain Bar Syndrome (GBS)
Gejala dimana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf, biasanya pasien GBS yang terserang pada persarafan napas mempunyai harapan hidup rendah, kebanyakan pasien GBS memerlukan Fisioterapi untuk melatih anggota gerak pada ekstremitas atas dan bawah.

39. Autisme
Gejala hiperaktive pada anak dan mengalami kelemahan pada ekstremitas bawah, fisioterapi melakukan terapi autis agar tension di kaki dan perilaku hiperaktive dapat disembuhkan.

40. Joint Replacement 
Gejala nyeri hebat dan kaku pada pasien post operasi pelepasan sendi, contoh joint replacement hip memerlukan fisioterapi untuk melatih ekstremitas pinggul dan paha dengan metode CPM.

41. Fraktur Tulang
Gejala patah tulang, patah persendian memerlukan fisioterapi untuk melatih pasien mobilisasi gerak sedini mungkin agar tidak terjadi stifness join dengan metode CPM dan metode AAT (aktif asisted terapi).

42. Meningitis
Gejala hilangnya kesadaran, ditandai dengan menurunnya GCS ( Glascow Coma Scala ) pada pasien karena disebabkan peradangan di selaput otak pasien, fisioterapi berperan dalam kasus meningitis untuk melatih ekstremitas atas dan ekstremitas bawah dengan metode Pasive ROM.

43. Remathoid Artritis
Gejala kekauan pada persendian kecil tubuh, contohnya pada jari - jari tangan mengalami nyeri sewaktu bangun tidur (morning sickness) disertai kaku pada jari - jari tangan.

44. Trigger Finger
Gejala kekakuan pada semua jari - jari tangan disebabkan karena peradangan pada tulang metacarphophalangeal joint sehingga pasien mengalami gejala nyeri dan stifness pada jari -jari tangan.

45. Post Partus
Gejala partus seperti nyeri saat mobilisasi ibu hamil ketika sedang melahirkan ditandai kram diperut dan kaku dipinggang serta otot - otot pelvis saat ibu hamil mengejan kuat untuk melahirkan bayi, fisioterapi bertugas untuk mobilisasi sedini mungkin pasien yang mengalami post partus.

46. Post Laparatomy
Gejala nyeri hebat sesudah pasien di lakukan pengangkatan kista, tugas fisioterapi disini adalah melakukan mobilisasi sedini mungkin pada ibu yang mengalami post laparatomi supaya nyeri dan kekakuan otot - otot pelvis, otot paha, punggung tidak mengalami disuse.

47. Post Infark Miokard
Gejala berhentinya arteri darah dari arteri koroner sehingga pasien mengalami infark (kekurangan oksigen) dimana sel - sel jantung mengalami nekrosis.

Pada pasien jantung koroner fisioterapi berperan dalam melatih metabolisme pasien jantung dengan metode VO2 Max dimana latihan treatmil dan statik cycle diajarkan oleh fisioterapi kepada pasien jantung agar paien tidak sesak dan terhindar dari imobilisasi lama.

48. Torticolis Muscular Joint (TMJ)
Gejala tidak bisa menutup rahang karena persendian di area torticolis mengalami macet, kebanyakan pasien yang paralis di tulang rahang karena trauma, penarikan otot dan ketika pasien sedang menguap dengan membuka lebar mulut, maka sendi torticlolis akan menjebak tulang mandibularis sehingga pasien tidak bisa menutup rapat rahangnya, fisioterapi mengatasi masalah TMJ.

49. Injury Sport
Gejala cidera saat melakukan olahraga dan mengalami kram otot, sehingga atlit tidak bisa melakukan tugas dan kewajiban dalam mengikuti perlombaan atau pertandingan, maka fisioterapi melatih dan menghilangkan keluhan sementara, contoh: atlit sepakbola kram otot hamstring dan gastrocnemius pasien menyemprotkan ethil chlor dan memberikan manual exercise supaya atlit bisa kembali ke lapangan.

50. Keseleo
Gejala terlepasnya jalur otot pada persendian sehingga terjadi nyeri hebat dan sakit akibat salah posisi sewaktu melakukan aktivitas, fisioterapi berperan dalam membetulkan area otot yang keluar dari jalur dan mengurangi sakit dengan terapi hot pack atau cold pack.

Kasus Lain Memerlukan Fisioterapi


Mungkin masih banyak lagi kasus medis dan non medis yang dapat ditangani oleh fisioterapi, saya hanya merangkum kasus yang sering timbul di lapangan saat melakukan terapi, sehingga saya rangkum menjadi 50 kasus besar yang dapat ditangani atau dihandle oleh profesi fisioterapi.

Sehingga profesi Fisioterapi bukanlah pekerjaan tukang urut atau dukun pijat yang biasa di bully oleh orang awam dan dengan artikel ini kami ingin meluruskan ke jalan yang benar.

Mohon jika ingin copy paste artikel ini berikan link sumber supaya Anda menghargai hasil karya kami.

Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan dalam bidang Fisioterapi.

DONASI LEWAT PAYPAL Mohon bantu berikan donasi apabila artikel ini memberikan manfaat. Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1



Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel