Rehabilitasi Lansia Dengan Patah Tulang Selakangan

patah tulang paha dan selakangan


Patah Tulang Selangkangan

Sobat secangkir terapi, patah tulang kerap menghantui orang tua atau disebut lansia. beberapa kasus patah tulang pada lansia disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor penuaan.

Patah tulang disebut juga fraktur, pasien  patah tulang pada selakangan disebut juga fraktur column femur.

Fraktur column femur disebabkan oleh jatuh atau terpeleset di kamar mandi sehingga mengakibatkan cidera atau trauma di area selakangan, inciden seperti itu bisa mengarah kepada fraktur pada column femur.

Pada penderita stroke kebanyakan jatuh kesisi yang sakit (plegi) akibatnya sewaktu lansia beranjak dari kamar mandi dan jatuh atau terpeleset, sisi yang sakit akan dijadikan tumpuan badan saat jatuh, sehingga hentakan keras tersebut bisa mengakibatkan fraktur pada area column femur atau selakangan.

Dalam melakukan rehabilitasi pasien lansia dengan kasus column femur maka sobat harus mengetahui kualifikasi fraktur column femur.

Kualifikasi Fraktur Column Femur

1. Ekstravaskuler

Pada umumnya mengalami union tanpa mengalami kesulitan saat dilakukan fiksasi internal

2. Fraktur intracapsuler

Lebih sering mengalami nekrosis avaskuler karena terputusnya suplai darah ke caput femoris

Faktor Yang Mempengaruhi Rehabilitasi Patah Tulang Selakangan

  • Osteoporosis
  • Osteomalacia
  • Trauma
  • CVA atau Stroke
  • Deabitus militus
  • Parkinson
  • Jantung
  • Osteoartritis Knee atau lutut

Faktor diatas mempersulit dalam melakukan rehabilitasi saat post injury. Sehingga riwayat keluhan nyeri bisa di kelola dengan baik agar tidak mengakibatkan terjadinya weakness (kelemahan).

Cara Rehabilitasi Pasien Patah Tulang Selakangan

Dalam perawatan dan rehabilitasi pasien lansia yang terjadi fraktur column femur maka sobat perlu memikirkan untuk dibawa ke rumah sakit ataupun bisa dirawat di rumah tergantung tingkat keparahannya, namun alangkah baiknya bila sobat membawa beliau ke rumah sakit.

Cara mengobatinya ada 2 alternative yaitu:
  1.  Konvensional
  2.  Operatif

Cara konvensional

Dilakukan jika pasien hanya terjadi retak ringan di tulang selakangan, setelah dilakukan rontgen dan diketahui riwayat penyakit dan dukungan penunjang dari data empiris lainnya maka pasien tidak perlu di lakukan operasi atau cukup dilakukan latihan imobilisasi selama 6 bulan.

Latihan imobilisasi dilakukan dengan bantuan fiksasi pada column femur dengan bebat atau gips biar tidak terjadi gerakan berlebih pada tulang paha, hal demikian untuk menjaga column femur agar tidak terjadi retak yang berlanjut.

Kecepatan penyambungan tulang pada tulang column femur sekitar 6 bulan lamanya, jadi pasien diwajibkan tidak melakukan gerakan yang berlebih seperti mengehentak pada tungkai dan berjalan harus pakai kruk atau walker.

Mengenai latihan, pasien harus didampingi fisioterapi dalam melakukan latihan jalan dan juga latihan menggunakan walker / kruk dan lainnya adalah latihan ADL (Aktifitas Daily Living).

Cara Operatif

Apabila dilakukan operasi maka riwayat fraktur pada column femur telah mengalami tahap yang berat, yaitu pasien tidak bisa melakukan weight bearing dengan normal, terasa sakit yang berlebih diarea selakang menjalar sampai paha, terjadi nekrosis dan kelumpuhan.

Jenis operasi tergantung dari jenis frakturnya sehingga pasien di himbau terlebih dahulu oleh dokter bedah untuk menyiapkan mental dan fisik serta finasial yang cukup untuk menjalani operasi tersebut.

Latihan Post Injury Column Femur

Setelah pasien dilakukan operasi maka dokter bedah akan konsul ke fisioterapi untuk melakukan latihan pasca operasi supaya tidak terjadi penurunan fungsi dari ekstremitas tersebut.

Kunci keberhasilan kesembuhan pasien terletak pada keyakinan penderita, kekuatan otot, keseimbangan dan bebas nyeri.

Pasien lansia dengan post operasi column femur biasanya takut untuk meletakkan berat badan pada tungkai yang sakit, cara yang terbaik yaitu dengan pendekatan interpersonal dan intrapersonal, hal tersebut diperlukan untuk mendukung kesembuhan pasien.

Tugas Fisioterapi Post Injury Column Femur

Hari Pertama

  1. Pasive ROM (Range of Movement) untuk menjaga ROM dan kekuatan otot pasien
  2. Mobilisasi dini untuk mencegah deep vein trombosis, disuse atrophy, gangguang keseimbangan dan komplikasi lama
  3. Mencegah terjadinya pemendekan otot iliopsosas

Hari Kedua

  1. Melatih pasien post injury column femur untuk latihan duduk
  2. Khusus untuk pasien yang menggunakan prosthesis caput femur dan total hip replacement dilarang latihan duduk

Hari Ke 3 -5

  1. Latihan berdiri dengan partial weight bearing
  2. Latihan berjalan dapat dimulai di paralel bar atau dengan walker

DONASI LEWAT PAYPAL Mohon bantu berikan donasi apabila artikel ini memberikan manfaat. Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1



Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel