Studi Kasus Sprain Ankle Yang Sering Ditemui Dilapangan

studi kasus sprain ankle yang menyerang atlit dan umum

Sobat secangkir terapi, pada kasus cedera ankle banyak yang mengeluhkan keterbatasan gerak pada pergelangan kaki, sehingga mobilitas untuk berjalan mengalami keterbatasan.

Kasus Sprain Ankle Di Lapangan


Sprain ankle dalam istilah awam dikenal dengan nama cedera pada pergelangan kaki atau keseleo keras dan memerlukan tindakan ahli fisioterapi untuk menyembuhkan keluhan tersebut.

Seseorang yang mengalami cedera pergelangan kaki akan mengalami gejala seperti:
  1. Nyeri deep pada persendian ankle
  2. Keterbatasan gerak pada ankle
  3. Otot mengalami kontraktur
  4. Jaringan lunak di dalam persendian ankle akan mengalami inflamasi

Sejauh riwayat perkembangan penyakit persendian akan berkembang kearah ruptur pada ligament ankle, dimana pada umumnya sprain ankle terjadi karena robeknya sebagian ligament (torn parsial ligament) dan keseluruhan dari ligament (torn ligament).


Studi Kasus Sprain Ankle

Pada kasus sprain ankle terdapat 85% sprain ankle terjadi pada struktur jaringan pada bagian lateral ankle yang dinamakan dengan ligament lateral complex (H. Habib Nasution, 2006).

Epidemiologi Sprain Ankle

Pada penelitian yang dilakukan oleh Watermen BR pada tahun 2010 bahwa:

2 dari 1000 orang pertahun di Amerika Serikat menderita Sprain Ankle atau 3.140.132 kasus sprain ankle terjadi pada populasi 146.137.599 orang di negara Amerika Serikat. (Watermen BR, 2010)

Penyumbang Kasus Terbesar Sprain Ankle

Kasus paling banyak ditemukan pada sprain ankle dan dikeluhkan oleh jenis pekerjaan dan profesi seperti berikut:
  • Atlet sepak bola karena tackling
  • Atlet loncat indah 
  • Pelari
  • Atlet volley
  • Atlet bulu tangkis
  • Atlet badminton
  • Atlet Taekwondo dan Silat
  • Atlet bisbol
  • Pendaki gunung karena terpeleset
  • Wanita dengan memakai sepatu hak tinggi beresiko terjadi sprain ankle
  • Aktifitas naik-turun tangga
  • Dll


Kasus sprain ankle meningkat dengan gejala pasien sering mengeluhkan nyeri pada pergelangan kaki dan menjalar kearah otot peroneus, tibialis anterior dan posterior, plantar dan dorso fleksi sehingga gerakan inversi dan eversi mengalami hambatan.

Cedera Atlet Sprain Ankle

Kasus cedera pada atlit menyumbang sebagian besar keluhan sprain ankle dimana fungsi ankle lebih optimal digunakan untuk melakukan gerakan paksa atau force mekanik sehingga wajar jika atlit olahraga sering mengeluhkan gejala tersebut.

Tackling atau sliding pada pemain sepak bola yang mengenai ankle merupakan cedera yang banyak mengenai sprain ankle akibatnya ligament ankle akan mengalami robekan parsial dan total jika dilihat dari segi force mekanik trauma.

Pada umumnya cedera sliding dan tackling yang mengenai ankle dapat menimbulkan rasa nyeri yang dalam dan menimbulkan kehilangan kestabilan pada sendi ankle.

Ketika pasien berdiri dan mulai menapakkan telapak kakinya di lantai pasien akan mengeluh pada pergelangan kaki bertambah nyeri dan hilang kontrol kesatabilan sendi ankle.

Pemain volley yang sering loncat-loncat saat melakukan tosser dan passer juga bisa terkena gejala sprain ankle dimana gejala tersebut pada mulanya hanya timbul nyeri sesaat namun karena jaringan lunak penyangga ankle tidak kuat, maka akan menimbulkan nyeri yang sangat dalam.

Hal tersebut merupakan indikasi bahwa ligament pada ankle telah mengalami ruptur.

Ruptur jaringan lunak pada ankle juga sering dikeluhkan oleh atlit pelari dimana kestabilan persendian ankle harus kuat dalam melakukan step langkah dalam berlari.

Pada pemain loncat indah dan penari ballet yang menggunakan tumpuan pergelangan kaki dalam melakukan aksi yang unik dalam pertandingan olimpiade juga dapat terkena atau indikasi kearah sprain ankle apabila tumpuan tersebut tidak kuat menyangga ekstremitas tubuhnya.

Pemain bulu tangkis sering menggunakan persendian lutut dan ankle saat melakukan service dan mengejar bola (kok bulu tangkis) ke sudut lapangan yang terjauh sehingga gaya mekanik tubuh untuk melakukan gaya ekstensi memerlukan kesetabilan dari persendian pergelangan kaki.

Akibatnya jika pemain bulu tangkis tidak kuat menyangga tubuh akan mengalami sprain ankle.

Cedera Sprain Ankle Dalam Aktivitas Sehari-hari

Pada umumnya cedera saat melakukan aktifitas dalam kehidupan sehari-hari (AFTR), seseorang akan melakukan gerakan mekanik yang memerlukan force yang kuat pada ankle seperti :
  1. Naik turun tangga
  2. Menahan ankle saat mendaki gunung dan menuruni bukit
  3. Berlari kencang
  4. Gerakan loncat-loncat
  5. Menggunakan sepatu hak tinggi pada wanita
  6. Trauma karena jatuh
  7. Dll

Aktivitas naik turun tangga dengan beban berat bisa menyebabkan sprain ankle

Pada saat kita melakukan gerakan force mekanik sewaktu melakukan aktifitas naik turun tangga, maka akan menghasilkan gaya dan daya yang kuat dalam menjaga kesetabilan persendian ankle dimana hal tersebut dilakukan agar kita tidak terjatuh menahani tubuh saat turun dan naik tangga.

Seseorang yang terbiasa melakukan aktifitas sehari-hari dengan naik turun tangga dan sering mebawa beban berat seperti tas jinjing, kardus, koper, dll

Hal tersebut akan mengakibatkan daya berlipat pada ankle apabila terjadi gerakan force yang kuat pada saat naik turun tangga akibatnya menjadi terpeleset dan menimbulkan ruptur jaringan pada ankle.

Pendaki gunung sering mengeluhkan sprain ankle

Para pecinta alam atau pendaki gunung sering mengalami cedera pada pergelangan kaki mereka pada saat melakukan gerakan naik turun bukit yang landai dan curam.

Dimana daya dan gaya yang kuat dibutuhkan oleh ankle dalam menjaga kesetabilan fungsi dari pergelangan kaki agar mereka tidak jatuh dan terpeleset dari bukit yang landai dan curam saat mereka melakukan gerakan climbing dan hiking.

Berlari kencang bisa mengakibatkan sprain ankle

Seseorang yang berlari kencang dan memerlukan tempo yang lama dan tempat yang jauh untuk dijangkau memerlukan kesetabilan ankle dalam menjaga eksistensi ekstremitas tubuh supaya dapat bergerak stabil, elastis dan terkontrol dalam melangkahkan kaki.

Hal tersebut apabila persendian pergelangan kaki mengalami hambatan, maka gaya biomekanik tubuh akan mengikuti rasa sakit dan akhirnya kita akan terpeleset atau terpelecok jatuh akibat menahani spasme otot kaki yang mulai mengalami pengerasan.

Pada kasus pelari sebagian besar disebabkan oleh spasme otot pada awalnya dan riwayat perjalanan penyakit sprain ankle akan berkembang kearah ruptur jaringan..

Apabila ada gaya force mekanik yang kuat dalam menjaga kesetabilan sendi ankle sebagai contoh saat lari kencang kita loncat untuk menghindari rintangan di depan kita dan akhirnya kita loncat dan posisi ankle jatuh ketempat yang tidak sesuai pada jalan atau lantai saat menapakkan telapak kaki sehingga kasus sprain ankle menjadi nyata.

Aktivitas loncat dan jatuh dari ketinggian menyebabkan sprain ankle

Pada orang yang sering melakukan gerakan loncat-loncat dan jatuh dari ketinggian serta terpeleset kearah gerakan eversi atau inversi ankle juga menyumbang kasus sprain ankle dimana tumpuan pergelangan kaki mengalami cedera.

Kasus sprain ankle menggunakan sepatu hak tinggi

Kasus menggunakan sepatu hak tinggi sering ditemui pada beberapa wanita dimana penampilan dan gaya fashion mendukung wanita menggunakan sepatu hak tinggi dan pada umumnya menggunakan sepatu hak tinggi.

Apabila tidak mampu menjaga keseimbangan tubuh saat berjalan di depan umum, maka akan mengakibatkan persendian di ankle menjadi terpeleset atau terpelecok.

Kesetabilan persendian ankle menjadi terganggu dimana aktivitas menahani sepatu hak tinggi saat berjalan membutuhkan gaya force yang besar dalam mendukung agar biomekanika tubuh menjadi seimbang saat berjalan.

Studi kasus ini diperlukan untuk edukasi kepada kita supaya mengetahui dan menambah wawasan gejala awal dalam riwayat perjalanan penyakit sprain ankle.

Demikian informasi studi kasus ankle sprain semoga membantu Anda, terimakasih.

DONASI LEWAT PAYPAL Mohon bantu berikan donasi apabila artikel ini memberikan manfaat. Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1



Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel